Pulau Bawean yang nampak kecil di peta terletak di antara pulau jawa dan pulau kalimantan ini warganya sangat erat dengan tradisi merantau kenegeri orang, karena merantau ini sudah menjadi tradisi nenek moyang mereka, biasanya setelah para pemuda bawean menyelesaikan belajarnya di bangku SMP/SMA mereka sudah dikenalkan dan di iming-imingi untuk di ajak bekerja disana oleh saudaranya yang sudah ari dulu merantau kelaur negeri, destination mereka untuk bekerja di Malaysia, Singapur, Australia dll tapi pada umumnya peduduk bawean itu merantaunya ke Malaisia, sampek-sampek di malaysai ada yang namanya kampung bawean yang mayoritasnya penduduk bawean berkumpul bersama dan bekerja bersama di negeri orang, bahkan sodara-sodara saya juga banyak yang merantau sesana.
Penduduk Bawean itu sendiri tidak memiliki suku asli sperti di papua, mayoritas penduduk bawean itu pendatang yang hijroh kebawean untuk mencari pekerjaan, nantinya biasanya juga akhirnya mereka merantau kemalaysia, sebenarnya ayah ku juga bukan penduduk Bawean asli, dia merantau kebawean untuk mencari pekerjaan yang layak yang sesuai dengan kelulusannya, kalau biasanya orang bujang merantau itu kadang-kadang sering kecantol sama penduduk setempat, nah ceritanya sama seperti ayah ku kecantol disana, dapatlah ibu saya dan lahirlah saya di pulau bawean, ia pernah bercerita bahwa saat saya di kandungan beliau juga pernah menginjakan kakinya di negeri malaysia
tapi hanya sebentar karena ia gabetah di sana lalu ia memutuskan untuk kembali dan berdikari di pulau bawean tepatnya di desa kepuh teluk, biasanya warga sering memanggilnya pak haris si tukang service eletronik, ayah saya termasuk orang yang jarang di bawean bisa sukses di dalam pulaus sendiri, biasanya orang-orang bawean yang sukses itu di awali dengan mencari nafkah di negeri orang,ya alhamdulillah bisa sukses walaupun di tempat tinggalnya sampai sekarang, kenapa saya bilang beliau sukses karena dengan jeripayahnya hampir semua anak-anaknya di sekolahkan di jawa, saya dan satu adek sayapun saat ini sedang study di unversitas suasta terbaik sejawa timur, yuupps Universitas Muhammadiah Malang yang biayanya tidak tergolong murah.
Oh ia hampir saya lupa untuk menceritakan tengtang mayoritas pekerjaan di penduduk bawean, karena saya orang bawean jadi 80% saya mengetahui rata-rata pekerjaan warga sana, untuk tahun 1990an sebagian penduduk bawean banyak yang merantau ke malaysia untuk mencariuang disana, tidak terkecuali sanak sodara saya banyak juga yang ikut merantau kesana, termasuk Paman Hasan, kak ca'i, kak masruhen, kak i'eng dan lainnya, pekerjaan warga bawean itupun beraneka ragam ada yang jadi kulih, buruh, kerja di perkapalan, kalau mereka mujur biasanya jadi bos kontraktor, kerja di pemerintahan dll. Dan bagi warga bawean yang tidak merantau mereka biasanya bekerja sebagai nelayan bertani dan berdagang. hal yang paling di tunggu-tunggu warga bawean yang merantau itu ketika menjelangnya bulan puasa romadhon karena di waktu itu mereka bisa berkumpul bersama di kampung halaman, berbagi cerita pengalaman kepada keluarganya tentang kehidupan di sana, smpai saya sendiri terkadang ingin meginjakkan kaki saya di malaysia, di momen saat itulah pulau bawean yang awalnya sepi karena di tinggal oleh penghuninya menjadi ramai karena mereka semua pulang kampung, bahkan saking ramainya transportasipun kewalahan megatasi melunjaknya konsumen
sekian dulu nih postingan saya tentang pulau bawean semoga bermanfaat bagi semuanya